Suatu malam saat kuteringat olehnya, kuberkata dalam benakku, “ siapakah yang seharusnya bersyukur, dirinya? Apa diriku?”..
Bagiku kaulah segalanya, yang mengajariku apa arti sebuah hidup dan apa itu pengharapan. Secara tidak langsung ku mengerti akan hal itu. Mungkin ini semua awal ku melangkah maju. Dan kini kusadari, tak ada lagi kata tunda untuk melakukan hal baik dan berguna.
Semuanya diawali dengan cinta kita, cinta yang tulus, cinta yang memberi, cinta yang mengerti, cinta yang indah, cinta yang mengajari, cinta yang ikhlas, cinta yang dekat, cinta yang gembira, cinta yang senyum, cinta yang suka, cinta yang sayang, dan cinta yang tak kenal menyakiti.
Akankah kita selalu bersama? Disaat duka, disaat sakit, disaat sendiri, disaat sedang bingung, disaat susah, dan disaat terluka? Mungkin kita tak selalu bersama, tapi jiwa ku selalu ada disampingmu. Dimanapun dan bagaimanapun sikonnya, aku selalu berusaha untuk menjadi dirimu, mengerti dan berdiri setapak disisi mu.
Aku selalu berharap dapat dekat setiap waktunya denganmu, karena aku betul dan sangat mencintai, menyayangi, dan mengasihi dirimu seorang. Kamu melebihi apapun, sekalipun itu dewa, sekalipun itu bahtera, atau pun itu seorang bidadari. Karena kamu lah pengaduanku, dan kamu juga tempat kubersandar, berbagi dan bertukar pikiran. Dirimu seperti dewa, yang dapat membuatku merasakan cintamu yang datang dari jauh sana mengetuk pintu hati ini. Rasa sayangmu begitu kuat melebihi bahtera, hingga membuatku dapat menahan dan menopang beban sebanyak ini. Wujudmu melebihi indahnya dan cantiknya bidadari yang menawan, layaknya hatimu.
Semua tulisan yang kubuat hanyalah cetakkan dari gambaran hatiku ini, akankah kamu tersentuh? Atau akankah kamu heran? Semuanya jelas hanya dirimu yang dapat menebaknya...
Aku hanya inginkan satu hal dari dirimu,
“ADOPSILAH HATIKU INI UNTUK MENEMANI HATIMU DISANA”….